Kejahatan Seorang Earl (1)


“Total sudah ada 7 orang korban.”
“Pelaku yang tidak diketahui identitasnya ini membuat warga takut,” ucapku sambil mengamati koran pagi itu. 

“Ini peristiwa yang mengerikan, Kak William.”

“Benar. Pelaku sengaja memilih anak laki-laki untuk memuaskan keinginannya...” 

“...lalu begitu sudah puas, mereka di bunuh.” Raut wajah Louis tampak tidak senang, setelah ucapan ku tadi. “Sulit dipercaya manusia bisa melakukan hal sekeji ini.” Ucapnya, mendengar itu aku tersenyum. 

“Anggapan kalau hal ini tidak mungkin dilakukan manusia. Justru sangat manusiawi,” ucapku selagi tersenyum ke arahnya. 
Louis hanya diam, ku amati lagi koran tadi “Kinerja polisi semakin dipertanyakan mengingat pelaku belum tertangkap.”

“Nampaknya polisi kesulitan... Karena mereka tidak memiliki petunjuk,” Katanya selagi melihat koran yang ku pegang. 

“Petunjuknya ada,” Louis terlihat bingung dan tampak tidak menyadarinya. “Perhatikan anak-anak yang menjadi korban dan pekerjaan orang tuanya. Apa kamu menyadarinya?” jelasku. 

“Pembuat jam, pembuat topi, pembuat perhiasan, penjaga kuda, penjahit..” ujarnya sambil mengamati. 

“Meski pekerjaan orang tuanya tidak diketahui, salah satu korban bekerja sebagai pengantar pesan.” Melihat semua itu membuatku berfikir, “..Orang menginginkan sesuatu setelah melihatnya.” Jelasku padanya, “Louis, omelet buatanmu sangat lezat.”

“Saat berada di luar kota, aku pasti akan menginginkannya ketika lapar.” Ucapku padanya dan hanya di balas raut wajah malu, “Oh,terimakasih.”
“Tapi benar. Coba bayangkan orang-orang timur yang tidak mengenal omelet, tidak mungkin mereka menginginkannya.” Lanjutku, aku hanya menatap ke arah figura, “Pekerjaan yang kamu sebutkan tadi, pekerjaan yang sering berhubungan dengan bangsawan atau kalangan atas.”

“Saat membeli daging, para bangsawan tidak akan mendatangi dan membeli langsung ke tokonya.” Ujarku mencoba menjelaskan, 

“Tapi...”

“Mereka akan mengunjungi toko saat membeli perhiasan, begitu pun saat memeriksa kuda mereka akan ke kandangnya.” Ujar Louis yang mulai menyadari sesuatu, aku pun menyetujui ucapannya. 

“Kemungkinan, di sana mereka bertemu dengan anggota keluarga pemilik usaha..” 

“Tidak aneh, kalau anak pemilik usaha sering terlihat. Karena membantu orang tuanya sambil belajar. Dan juga, mereka bertemu sang anak pengantar surat di club mereka. Jadi sang pelaku tidak perlu mencari-cari calon korbannya.” Lanjutku yakin.

“Orang hanya menginginkan yang ia lihat,” begitu katanya. Kalau dua atau tiga mungkin saja itu kebetulan. Tapi ini lima sampai enam, kemungkinan terjadinya itu semakin kecil. Louis menatap ku dengan tatapan yang sama, “Berarti?”

“Mungkin kita harus ikut campur dalam kasus ini,” Sepertinya Louis berpikir hal yang sama. Dia hanya menatapku dan bertanya lagi tentang 1 anak yatim yang terlibat menjadi korban. 

“Bagaimana dengannya?”
“Benar juga. Bangsawan dan anak yatim keduanya jauh berbeda,” Ujar ku sambil menautkan jari di sela-sela jariku yang lain. “Mungkin itu petunjuk yang mengarahkan kita ke pada sang pelaku.”

Postingan populer dari blog ini

Kejahatan Seorang Earl (2)